|
Post by Ngeblog on Oct 20, 2017 12:27:44 GMT 7
Dari berjuta-juta rakyat Indonesia, mungkin anda dapat menyebutkan bahwa hanya sekitar 5%-10 % dari mereka yang mampu untuk melihat potensi diri untuk peluang (bisnis) sebagai celah sekaligus juga kesempatan. Golongan 5%-10% inilah yang saya sebut sebagai kaum minoritas – yaitu mereka yang mampu untuk memotivasi diri dalam menggali potensi yang dimiliki semaksimal mungkin, untuk mencapai kesuksesan yang juga maksimal. Sementara sisanya – yang diistilahkan oleh saya sebagai kaum mayoritas – adalah mereka yang belum – bukan tidak, karena saya yakin suatu saat mereka akan menjadi – mampu menggali potensi diri mereka untuk meraih segala peluang yang ada dalam kehidupan. Kaum mayoritas ini lebih suka bekerja dan menjalani kehidupan melalui cara-cara aman – dalam artian asal sudah bekerja sudah cukup, asal memperoleh pendapatan sudah cukup, asal tidak gagal berarti semua sudah terkendali dan sukses – tapi tidak ada keinginan untuk mencapai kesuksesan yang lebih tinggi lagi. Alasan dan pertimbangan semacam itu memang tidak sepenuhnya bisa disalahkan, namun jika memang demikian, jika kita memilih untuk menjadi mayoritas, maka kita hanya akan menjadi orang kebanyakan yang biasa-biasa saja tanpa mengembangkan potensi diri untuk menjadi istimewa yang sejak lahir sesungguhnya telah disematkan dalam setiap jiwa manusia. Sumber: Literasi Publik
|
|